Minggu, 12 Juni 2022

Perpect Man

lelaki itu adalah seorang pemimpin.
namun label itu tidaklah menyebar disitu saja
menjadi seorang lelaki berarti harus siap,
siap dalam hal apa?
banyak hal seperti kepemimpinan dan patriarki lelaki yang bisa kau baca dimanapun
tapi bukan itu yang akan ku bahas, karena itu membosankan.
cukup hidupku saja yang menjalani label membosankan itu
akan ku beritahu sedikit bocoran tentang lelaki terutama dalam menjalin hubungan dengan siapapun pasangannya.
pertama-tama kau tidak boleh komplain soal apapun terutama ketika berkonfrontasi dengan perempuan.
jika kami mencintai seseorang kemudian dia membalasnya namun ketika seiring waktu dia berubah, mendingin, menjauh dan hilang
kami lah yg harus tabah, kamilah yang harus terima saja, menelan nasehat kawan bahwa  wanita bukan hanya dia, Kamilah yg harus menerima fakta kalau lelaki itu haruslah tegar dalam keadaan tak stabil macam ombak samudera Pasifik atau koin crypto yg sedang dipermainkan paus-paus jahanam.

menyedihkannya kami singkirkan fakta kalau wanita itu pergi karena ada org lain, mengabaikan kenyataan bahwa dia tak lagi berpikir sama ketika pertama kali kenal,
atau kebenaran bahwa dia menginginkan lebih banyak hasil yg dia peroleh dari sosok kami sebagai lelaki saat ini.
kami harus mengabaikan segala macam alasan apapun yang diberikan olehnya karena apapun alasannya, tak boleh membuat kami goyah atau teralihkan,
mau sepahit apapun merasakan pahitnya sebuah hubungan, seorang lelaki tetaplah akan bersikap masabodoh.
bukan karena tak peduli, tapi suara kami tidaklah cukup terdengar.
contohnya 90% kasus KDRT selalu dimenangkan oleh pihak perempuan, kecil kemungkinannya lelaki menjadi korban dan mendapat dukungan.
kecil kemungkinannya bahwa kami juga adalah korban patriarki wanita.


mungkin kalau sedikit memperhatikan selalu
ada jeda dalam setiap aktivitas lelaki dalam hal kecil yang tadinya tak ku pahami begitu dalam namun kini kusadar
kalau hal-hal itu adalah pelarian kecil dari rasa stress yang tak pernah diungkapkan.
kenapa lelaki suka sekali berkumpul,
ngopi bareng, hangout tak jelas, ngobrol hal yang tak bermakna,membeli sesuatu yang tak penting untuk usianya, atau begadang tanpa tujuan.
kami menutupi diri seakan tak pernah lelah padahal bukan seperti itu sepenuhnya

Bisakah kita saling berdamai? memahami bahwa kita saling membutuhkan tanpa perlu saling menjelaskan bahwa kami pun sama tersakitinya ketika orang yang kami cintai telah berubah.
Kami tak selalu bersikap brengsek dalam setiap hubungan tapi kami akan harus selalu mengakuinya ketika kami salah.
untuk satu moment dalam setiap hubungan adakalanya kami bersikap benar dan itu butuh pengakuan.




By:EL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar